Iklan

Iklan

Mengeluhkan Biaya Rapid Test, Mahasiswa Bima-Makasar Gelar Audensi Dengan Kadikes Kab Bima

Editor
6/09/20, 08:18 WIB Last Updated 2020-06-09T04:14:57Z




Bima, Taroainfo.com - Menyikapi persoalan mahalnya biaya Rapid Tes Mandiri di Kabupaten Bima, Aliansi Mahasiswa Bima Makasar melakukan Audiensi dengan mendatangi Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bima. Kehadiran mahasiswa diterima langsung Kepala Dinas Kesehatan (Kadikes) Dr. H. Gani Kristanto.

Usai Audiensi, Mujahidin salah satu perwakilan Mahasiswa Bima-Makassar yang didampingi oleh Ibrahim, Rifaid, dan M. Nor Ardiansyah, kepada media ini mengatakan, saat ini para  pelaku perjalanan baik pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum mengeluhkan biaya rapid test mandiri yang dipatok dengan harga Rp 590 ribu per-satu orang.

“Angka ini bahkan lebih mahal dari tiket kapal laut penumpang jurusan Bima-Makassar. Meski test ini dilakukan melalui klinik swasta, tetapi Pemerintah juga seharusnya turun tangan untuk memberikan keringanan kepada warga apalagi saat ini masyarakat kesulitan ekonomi akiibat  pendemi virus corona atau, (Covid-19), lebih-lebih bagi kami mahasiswa yang akan melakukan perjalanan,” katanya.

Mujahidin mengaku kecewa dengan sikap Kadis Kesehatan yang seolah-olah apatis mendengar kabar berita terkait keluhan masyarakat selama  ini. “Kami tidak puas dan kecewa dengan tanggapan dari Kadis yang seakan-akan apatis terhadap keluhan masyarakat soal mahalnya biaya rapid tes,” ketusnya.

Salah satu mahasiswa lainnya,
M. Andriansyah mengatakan,  mahalnya biaya rapid test mandiri seolah-olah dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk mengambil keuntungan di tengah kebutuhan masyarakat pelaku perjalanan, karena surat rapid test bebas, (Covid-19) itu  wajib dimilliki oleh pelaku perjalanan agar  bisa masuk ke daerah tujuan.

“Pandemi, (Covid-19) seakan dijadikan lahan bisnis bagi mereka yang berkuasa. Jika Dikes Kabupaten Bima tidak merespon aspirasi kami, maka kami akan menggelar demo besar-besaran agar soal ini menjadi perhatian pemerintah,” ancamnya.

Hal senada di sampaikan M. Dzulfadly salah satu perwakilan mahasiswa lainnya, Ia menilai pemerintah  hari ini seolah menjadi vampir yang menghisap darah rakyat karena mahalnya biaya rapid test mandiri yang dilakukan oleh klinik dan seolah-olah hal ini bukan urusannya  pemerintah.

“Seharusnya di tengah ekonomi rakyat yang sedang terpuruk saat ini pemerintah harus hadir sebagai penyelamat rakyat dengan kebijakannya, bukan malah apatis, seharusnya mengeluarkan kebijakan yang pro rakyat karena kami ketahui anggaran penanganan, (Covid-19) di Kabupaten Bima sebesar Rp 50 Miliar, jadi kalau tidak ada kebijakan pemerintah soal ini kami akan menggempur Dikes dan Pemda dengan aksi demo,” tegasnya.

Terakhir harapan kami selaku Aliansi Mahasiswa Bima-Makassar kepada Pemda menggratisakan biaya rapid tes dikarenakan ini menjadi penghabat aktivitas mahasiswa dan masyarakat pada umumnya katanya.

Menanggapi Audensi yang dilakukan Aliansi Mahasiswa Bima-Makssar, Kepala Dikes H. Gani mengatakan, sudah menampung aspirasi yang disampaikan oleh perwakilan mashasiswa Bima-Makassar, dan persoalan itu akan disampaikan kepada Pemerintah Daerah.

“Aspirasi adik-adik mahasiswa sudah kami tampung dan kebetulan hari ini ada pertemuan Dikes dengan Pemerintah Daerah di ruang Sekda. Hal ini akan langsung kami sampaikan dan kepada mahasiswa dan masyarakat agar bisa menunggu hasil pertemuan kami ini, dan kami akan mengeluarkan surat edaran terkait persoalan biaya rapid test,” kata H. Gani, (MR-01)
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Mengeluhkan Biaya Rapid Test, Mahasiswa Bima-Makasar Gelar Audensi Dengan Kadikes Kab Bima

Terkini

Topik Populer

Iklan