
![]() |
Foto: Penulis/Dok: Ist. |
Penulis: oleh Supriadin Presiden Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Mataram.
Sebulan penuh kita menjalani ibadah Ramadan dengan penuh keikhlasan dan ketakwaan. Kini, tibalah saatnya kita menyambut Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah dengan penuh kebahagiaan dan syukur. Idul Fitri bukan sekadar momen perayaan, tetapi juga momentum refleksi bagi kita semua, khususnya sebagai mahasiswa dan generasi penerus bangsa.
Idul Fitri momentum Refleksi dan Peningkatan Diri Ramadan mengajarkan kita untuk berdisiplin, jujur, sabar, dan berempati terhadap sesama. Selama sebulan, kita melatih diri untuk menahan hawa nafsu, mengendalikan emosi, dan memperbanyak amal kebaikan. Maka dari itu, Idul Fitri sejatinya adalah momen bagi kita untuk mengevaluasi sejauh mana perubahan yang telah kita lakukan dalam kehidupan pribadi, sosial, dan akademik.
Kita harus bertanya pada diri sendiri. Apakah setelah Ramadan kita menjadi pribadi yang lebih baik? Apakah nilai-nilai kesabaran, kejujuran, dan kepedulian tetap kita pegang teguh dalam kehidupan sehari-hari? Jika Ramadan adalah bulan pelatihan, maka Idul Fitri adalah ujian sesungguhnya, apakah kita mampu mempertahankan kebaikan yang telah kita latih?
Peran mahasiswa sebagai agen perubahan, kita memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga nilai-nilai kebaikan dan menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat. Idul Fitri harus menjadi pengingat bahwa kita memiliki peran sentral sebagai agen perubahan di tengah tantangan sosial, politik, dan ekonomi yang dihadapi bangsa ini.
Di tengah maraknya ketidakadilan sosial, kesenjangan ekonomi, dan perpecahan akibat kepentingan kelompok, mahasiswa harus berdiri di garis terdepan dalam memperjuangkan keadilan, kesejahteraan, dan persatuan. Kita tidak boleh hanya menjadi penonton dalam dinamika sosial, tetapi harus aktif menyuarakan kepentingan rakyat, menegakkan nilai-nilai kebenaran, serta memberikan solusi atas permasalahan yang ada.
Oleh karena itu, mari jadikan Idul Fitri ini sebagai titik balik bagi kita semua untuk semakin peduli terhadap kondisi masyarakat. Mari kita perbanyak aksi nyata, mulai dari membantu mereka yang membutuhkan, memperjuangkan hak-hak rakyat, hingga menciptakan lingkungan akademik yang lebih sehat dan berintegritas.
Merajut Kebersamaan dan Menguatkan Persatuan di tengah perbedaan yang ada, Idul Fitri mengajarkan kita tentang pentingnya persatuan dan kebersamaan. Tidak ada batasan suku, ras, atau status sosial dalam Islam—semua umat bersatu dalam satu kemenangan yang sama. Inilah esensi dari Idul Fitri: meruntuhkan sekat-sekat perbedaan dan memperkuat ukhuwah Islamiyah serta kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebagai mahasiswa, kita harus menjadi contoh dalam menumbuhkan sikap toleransi, menghargai perbedaan, dan menjalin silaturahmi dengan semua pihak. Jangan sampai perbedaan pendapat atau latar belakang membuat kita terpecah. Sebaliknya, kita harus mencari titik temu untuk membangun bangsa ini menjadi lebih baik.
Harapan untuk masa depan membangun bangsa yang lebih bermartabat bangsa ini masih menghadapi berbagai tantangan besar, mulai dari krisis moral, degradasi nilai budaya, hingga persoalan ekonomi dan politik yang semakin kompleks. Sebagai generasi penerus, kita tidak boleh hanya mengeluh dan menyalahkan keadaan, tetapi harus berperan aktif dalam mencari solusi.
Mari jadikan Idul Fitri sebagai momentum untuk membangun tekad yang lebih kuat dalam memperbaiki diri dan berkontribusi bagi negeri. Kita harus terus meningkatkan kapasitas intelektual, memperdalam ilmu pengetahuan, dan mengasah kepekaan sosial agar kelak kita bisa menjadi pemimpin yang amanah dan mampu membawa perubahan positif bagi masyarakat.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H. Di hari yang suci ini, saya mengajak seluruh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Mataram serta masyarakat luas untuk menjadikan Idul Fitri sebagai pijakan baru dalam menjalani kehidupan yang lebih baik, lebih peduli, dan lebih berkontribusi bagi kebaikan bersama.
Dari lubuk hati yang paling dalam, saya mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah. Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Mohon maaf lahir dan batin.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kekuatan untuk terus berbuat baik, menebar manfaat, dan menjaga persatuan dalam bingkai kebersamaan.